October 01, 2005

Kesalahan sistem pendidikan?

belajar? itu salah satu hal yang paling menyenangkan buat gue.. belajar.
tapi semua itu jadi nggak menyenangkan semenjak gue sekolah.. lambat laun muncul rasa antipati untuk sekolah, mencari segala macam alasan dan pembenaran untuk tidak pergi ke sekolah. sekolah itu pembodohan.. kata siapa ya.. kalo nggak salah paulo freire.. tokoh pemikir di bidang pendidikan. emang benar, pendidikan sudah berkembang dengan arah yang salah, anak didik dianggap mesin yang harus memasukkan semua hal ke kepalanya, suka maupun tidak.
pendidikan dimulai ketika manusia telah berhasil memiliki waktu luang, dimana mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok untuk melakukan diskusi mengenai berbagai ilmu, ilmu politik, berpidato, hewan, tumbuhan, aritmatik, perbintangan.
setiap orang yang memiliki waktu luang (karena pekerjaan sudah dikerjakan oleh para budak) akan datang ke dalam kelompok tertentu dimana ia merasa cocok. Lambat laun muncul ilmu-ilmu dan cabang-cabang ilmu tersebut, ditulis, dibukukan, diuji kembali, dst.. dst..
dahulu, merekapun menemukan hasrat untuk belajar, untuk tahu, untuk memiliki keinginan mengetahui yang lebih..
kenapa hasrat belajar hilang?
Ruang bebas ditutupi dengan tembok.
Diskusi digantikan sistem pengajaran searah, guru yang paling benar.
Rasa ingin tahu dibunuh untuk sekedar mengejar target bahan ujian.
Hasrat mengejar pengetahuan sudah tergantikan dengan hasrat mengejar nilai.

waktu smu gue pernah tanya ke guru gue, kenapa manusia yang begitu kompleks hanya dinilai berdasarkan "nilai" ujian?
kata beliau.. karena manusia memiliki keterbatasan juga.. sampai saat ini manusia hanya dapat menilai berdasarkan "nilai" itu tadi.
jadi di smu gue, hampir nggak ada waktu luang, banyak yang sepulang sekolah 6 jam, makan siang, kemudian kursus hingga malam. untuk apa? yang pasti bukan untuk memenuhi hasrat mencari pengetahuan.. melainkan hasrat mengejar nilai.. ranking nomor satu.

nilai menjadi sedemikian diagung-agungkan. Oleh orang tua, guru, murid, tidak ada alasan yang cukup rasional untuk mempertanyakan tujuan manusia menghabiskan waktu sedemikian banyaknya untuk belajar sesuai dengan kurikulum.. nilai di smu dibutuhkan untuk kuliah dan beasiswa, nilai kuliah untuk beasiswa kuliah lagi atau untuk mencari pekerjaan, bekerja untuk hidup, sendiri maupun berkeluarga, berkeluarga untuk kemudian memaksakan anak-anak kita sekolah..

padahal.. nilai bukan nomor satu.. bagaimana kita menjalani hidup (yang menurut gue terpenting), itu yang seharusnya dipikirkan.. kalo pinter2 trus jadi konglomerat atau politikus atau pejabar negara yang membuat negara bangkrut, sama aja bohong, jadi dari awal, pendidikan kita memang sudah nggak imbang lagi, "rasa" sudah dimatikan sedini mungkin, karena yang penting tuh sekali lagi.. NILAI!

lihat saja, apa masih banyak orang yang si sela-sela kesibukannya sekolah atau bekerja, masih mau menikmati belajar? nggak banyak lagi, karena belajar tuh cukup hanya sampai tahap mendapatkan pekerjaan. padahal manusia adalah mahkluk yang baru akan berhenti belajar kalau sudah mati.

dosen gue protes, kalo diajak diskusi kok pada diam!? padahal dia harusnya sadar, dengan sistem pendidikan yang seperti sekarang, manusia memang tidak disiapkan untuk berdiskusi, kita disiapkan untuk "menyerap" semua yang diajarkan, tanpa mempertanyaakn benar atau salah. "Tapi kan sekarang kalian sudah mahasiswa? seharusnya kalian bertindak sebagai mahasiswa!". Walau manusia memiliki kebebasan berpikir, dengan sistem "pendidikan" sembilan tahun ditambah smu, kita terus menerus dibiasakan menerima, dan itu nggak akan bisa diubah hanya dengan omong besar "kalian kan mahasiswa... bla bla bla".

kalau dibilang jangan menyalahkan sistem pendidikan, mau ngomong apa? arahnya aja nggak jelas. hanya dengan alasan mau mengejar ketertinggalan bangsa indonesia dari negara maju, semua bahan dijejalkan, dipaksakan. kalau bisa, sebelum ditemukan anak didik yang mati duduk karena kebanyakan belajar, bahan-bahan pelajaran ditambah saja terus. wajib belajar sembilan tahun.. kata mantan presiden kita "SUKSES!", tapi biaya keluar dari orang tua.. yang namanya PROGRAM PEMERINTAH itu, ya pemerintah nyumbang DUIT donk.. sekarang lihat aja hasilnya.. kita sangat tertinggal bahkan oleh negara-negara dunia ketiga lainnya.. jadi, sistemnya emang salah, karena sudah terbukti kalau pendidikan SEHARUSNYA TIDAK SEPERTI INI! sialan..

anggaran pendidikan yang di negara-negara lain mendapatkan dana yang besar, bahkan kalau tidak salah bisa mencapai 20% bahkan 25%, di indonesia? bahkan 10% saja tidak samapi, masih dipotong sana sini untuk dikorupsi, yang benar-benar tersampaikan rasanya kurang dari 1%. gimana mau merawat sekolah biar nggak apda ambruk? gimana mau memperkaya bahan-bahan pengajaran atau perpustakaan? gimana mau mendapatkan guru2 yang memadai dan memenuhi kualifikasi? gimana mau memperbaharui sistem pendidikan?

yang berani korup penggal aja semua.
sekalian mengurangi jumlah penduduk indonesia yang terlalu padat(ada sekitar 4 juta pegawai negeri, sebagian besar korupsi dan menyengsarakan rakyat).
kalau sudah, gantikan dengan yang muda-muda, yang masih punya pendirian serta semangat '45..
naikkan anggaran pendidikan ke batas maksimal yang bisa dibiayai pemerintah (misalnya dengan menangguhkan acara pembelian2 mobil konyol dari dpr atau dprd, studi2 banding nggak guna, dll)
kirim orang2 yang benar2 memenuhi kualifikasi ke seluruh negara dengan sistem pendidikan terbaik, pulang membawa hasil, mengerjakan rancangan sistem pendidikan yang cocok untuk indonesia.
sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

suka jadi emosi kalau ingat berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia karena pendidikan yang menjemukan dan membunuh hasrat belajar gue.. (emang gue malas, cuma sistem ini nambah penyakit malas gue makin berat, bukannya menyembuhkan.. hehe)..
gue sekarang tetap belajar.. tapi gue juga tetap belajar apapun yang gue suka.. nilai buat gue, yang penting lulus.. gue nggak mau menggantungkan hidup gue ama nilai.. nilai tuh.. nggak sebegitunya! begitulah.. gue coba menemukan hasrat belajar gue yang sempat hilang..
akhir kata, dengan sistem pendidikan konyol seperti sekarang ini, kita akan terus semakin tertinggal dari bangsa lain.. satu-satunya sisi positif adalah kita bisa tertawa "huehehe.. konyolnya..."..

NB: gue cuma nggak mau kalau anak gue harus mengalami kehilangan hasrat belajar
hanya karena kesalahan sistem yang sebenarnya masih bisa dibenahi, walaupuan harus dengan usaha keras.

2 Comments:

At October 01, 2005 7:41 PM, Blogger boit said...

NB: gue cuma nggak mau kalau anak gue harus mengalami kehilangan hasrat belajar
hanya karena kesalahan sistem yang sebenarnya masih bisa dibenahi, walaupuan harus dengan usaha keras.

udah mau punya anak q? ko kngga' bilang2 ? :p

 
At October 03, 2005 1:01 AM, Blogger hengky said...

rencana panjang.. kalo nggak ada halangan :))

 

Post a Comment

<< Home