Indonesia sudah Merdeka? Ah, yang Benar?
Dulu sewaktu masih SD, saya mengenal kata merdeka dari cerita tentang penindasan yang dilakukan oleh penjajah, sehingga pada akhirnya bangsa Indonesia melakukan perlawanan untuk merdeka. Walaupun para pahlawan kita kalah dari segi persenjataan, namun semangat mereka membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan. Tonggak kemerdekaan ialah ketika Bung Karno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tanggal tersebut kita rayakan setiap tahun sebagai hari dimana Indonesia merdeka.Melalui ilustrasi di buku bahasa Indonesia, kemerdekaan dirayakan dengan menggelar perlombaan di RT, seperti balap karung, panjat pinang, panggung musik, dan lain sebagainya. Semuanya terlihat indah, karena para pahlawan telah membawa Indonesia merdeka dari para penjajah, maka kita harus sukacita dan penuh rasa syukur merayakannya.
Merdeka bukanlah kata yang dengan mudah dapat diucapkan, merdeka bukanlah berarti bebas untuk semaunya. Merdeka mencakup hak dan kebebasan untuk berpikir, berpendapat, dan berbuat sesuatu, tanpa melanggar hak dan kebebasan orang lain. Negara merupakan wadah dimana sekelompok manusia hidup untuk mencapai tujuan bersama. Pemerintah ada untuk dapat menjaga kelangsungan hidup wadah ini sambil terus bergerak untuk mencapai tujuannya.
Hidup mengajarkan kepada saya bahwa buku yang saya baca sejak SD bukanlah kehidupan yang sebenarnya, namun lebih merupakan angan-angan. Setelah merdeka, Indonesia kehilangan arah. Bahkan keempat alinea di dalam UUD'45 yang menitikberatkan pada usaha untuk mencapai kemakmuran rakyat seakan hanya merupakan hiasan tanpa makna.
Para wakil rakyat yang diberikan kekuasaan oleh rakyat, bertindak sebagai raja-raja yang tak terhitung banyaknya. Penjajahan digantikan dengan perampokan, pengurasan, dan pembodohan, yang sedihnya, dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai bagian dari bangsa ini sendiri..
Di masa kini, jangankan untuk berekspresi, untuk berpikir saja, manusia Indonesia sudah dibuat ketakutan!
Jadi, saran saya untuk tahun ini, cukup sederhana.. gantikan buku-buku pelajaran SD dengan ilustrasi tentang kemerdekaan yang sedikit lebih masuk akal dan mendekati kenyataan, agar mereka tak terkaget-kaget dengan kenyataan yang sebenarnya.. bahwa bangsa ini masih belum merdeka.. *hiks*
Kapan bangsa ini dapat benar-benar merasakan kemerdekaan?
10 Comments:
Merdeka! Merdeka! Merdeka?
Hmm.. revolusi kah jawabannya?
Regenerasi tidak akan pernah benar-benar menghasilkan sesuatu yang signifikan jika masih terkait mata rantai generasi sebelumnya.
Habisi, ratakan, baru tanam benih baru, jika perlu, impor! haha.
(shoutbox-mu sengaja dibuat ngga bisa di isi ya? error tuh, tiap nulis disangka spam. Terus, kkamu di Unpar jurusan apa?)
aku setuju banget heng! kemerdekaan kita semu. kemerdekaan simbolis. but aniwei dari pada nunggu ga jelas kapan kita benar2 merdeka, aku mulai nyoba merdeka dari dalam hatiku dulu aja lah! :P
merdeka itu kita bebas menggunakan hak kita. merdeka itu bebas memutuskan jalan hidup yg kita pilih. merdeka itu hidup tanpa perasaan tertekan.
@milimeter; revolusi.. mungkin? :)
yang pasti mereka sudah punya jawaban.. kalau terjadi demo besar2an lagi.. kasih saja 'reformasi'.. ntar juga diem lagi seperti sekarang.. :D
shoutbox nya ngaco
sekarang dah nggak kok
@kristee; waaah.. halo kristee! kemana aja!? ya.. minimal hati dan pikiran kita masih merdeka.. merdeka! ;p
HAHAHAH ^_^ hepi 17an deh
huhu.. iya.. daripada pusing2, kita hepi2 aja.. met 17-an juga!! ;p
met 17an juga hehehe kalo ngomongin soal negeri kita satu ini, ga bakal ada abis nya:)
iya, ya! lebih seru daripada negeri2 lain yang endingnya sudah bisa ditebak-tebak :D
Hahaha bisa dibilang begitu hengk. TApi iya dech..buku anak2 sekarang kalo bisa digannti aja..
tanpa tahu ending, bikin hidup lebih hidup (harusnya) hmmm.. jadi pengen bikin buku anak :)
Post a Comment
<< Home